Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Upacara Adat Sulawesi Selatan Lengkap Penjelasannya

Upacara Adat Sulawesi Selatan

Sebagian dari masyarakat Sulawesi Selatan merayakan ritual adat pada waktu-waktu tertentu. Upacara adat dapat dikategorikan menjadi dua kelompok, yaitu yang berhubungan dengan daur hidup (lifecycle) dan yang bersifat umum. Upacara adat yang pertama contohnya, ritual saat kehamilan, kelahiran, dan kematian, sedangkan upacara yang kedua contohnya, ritual sehabis masa panen yang dilakukan secara bersama-sama.

Orang Makassar, Bugis, dan Toraja mengenal upacara yang berhubungan dengan daur hidup dan yang umum. Misalnya, pada masa kehamilan orang Makassar mengenal ritual adat yang dinamakan dengan annyampa’ sanro (mencari dukun bersalin) dan a’bayu minnya’ (pada usia kandungan tujuh bulan). Begitu pula orang Bugis mengenal makkatenni sanro, mappanre to mangideng, dan maccera wettang yang prinsipnya sama dengan yang diselenggarakan orang Makassar. Adapun orang Toraja sedikit berbeda karena mereka tidak mengenal ritual adat pada saat kehamilan dan kelahiran. Namun, orang Toraja terkenal dengan penyelenggaraan upacara adat yang berhubungan dengan kematian.

Upacara adat kematian orang Toraja disebut dengan Rambu Solo’. Menurut keyakinan orang Toraja, orang mati belum dikatakan mati jika belum melaksanakan Rambu Solo’. Mereka menganggapnya sedang sakit atau tidur. Ada beberapa tingkatan dalam perayaan Rambu Solo’ tergantung dengan status sosial orang yang mati. Dalam perayaan Rambu Solo’ terdapat bermacam-macam kegiatan seperti mapasilaga tedong (adu kerbau), sisemba (adu kaki), tari-tarian, musik, dan pemotongan kerbau khas Toraja.

Baca juga:
Rambu Tuka', Upacara Adat Toraja Lengkap Gambar dan Penjelasannya
Mengenal Kebudayaan Daerah Sulawesi Selatan

gambar upacara adat toraja rambu solo

Adapun upacara adat yang bersifat umum yang dirayakan masyarakat Sulawesi Selatan di antaranya, Maccera Tappareng, Pa’jukukang, Tudang Ade, dan Ma’rimpa Salo. Beragam upacara tersebut pada prinsipnya diselenggarakan masyarakat untuk mengucapkan syukur atas kesejahteraan yang mereka terima.

Upacara Maccera Tappareng, Pa’jukukang, dan Ma’rimpa Salo diselenggarakan masyarakat nelayan atas berlimpahnya hasil tangkapan ikan mereka. Maccera Tappareng diselenggarakan masyarakat di gekitar Danau Tempe, Kabupaten Wajo. Upacara Pa’jukukang diselenggarakan masyarakat di desa pantai, sedangkan upacara Ma’rimpa Salo diselenggarakan masyarakat di Desa Sanjai dan Desa Bua. Adapun upacara adat Tudang Ade agak berbeda. Upacara ini untuk mengingat tradisi musyawarah yang merupakan warisan budaya dari Kerajaan Bone.

Demikian pembahasan tentang "Upacara Adat Sulawesi Selatan Lengkap Penjelasannya" yang dapat kami sampaikan. Baca juga artikel kebudayaan Sulawesi Selatan menarik lainnya di situs SeniBudayaku.com.




Sumber : Selayang Pandang Sulawesi Selatan : Iswanto

Posting Komentar untuk "Upacara Adat Sulawesi Selatan Lengkap Penjelasannya"