Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sifat Kebudayaan dan Wujud Kebudayaan yang Baku

Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda. Meskipun demikian, setiap kebudayaan memiliki sifat hakikat yang berlaku umum. Sifat hakikat kebudayaan tersebut sebagai berikut.
  1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan melalui perilaku manusia. 
  2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu. Selain itu, kebudayaan tidak akan mati dengan habisnya generasi yang dimaksud. 
  3. Kebudayaan diperlukan semua manusia dan diwujudkan dalam tindakan. 
  4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, serta tindakan-tindakan yang dilarang dan diizinkan. 

Sifat hakikat ini dimiliki oleh semua kebudayaan yang ada di seluruh dunia. Suatu kebiasaan tidak dapat dikatakan sebuah kebudayaan jika tidak bersifat sebagaimana tertulis di atas. Dengan kita tahu sifat hakikat kebudayaan, kita dapat mengetahui mana yang termasuk suatu kebudayaan dan mana yang tidak. 

Wujud Kebudayaan

Setiap masyarakat mempunyai kebudayaan. Bagaimana kita dapat mengetahui adanya kebudayaan? Kebudayaan dapat kita ketahui karena kebudayaan memiliki wujud atau bentuk. Melalui wujud inilah kebudayaan suatu masyarakat dapat dilihat dan dinikmati. Secara umum wujud kebudayaan ada dua, yaitu wujud konkret dan abstrak. Kebudayaan yang berwujud konkret adalah kebudayaan yang dapat diraba, dilihat, dan diamati biasanya berupa tindakan atau perbuatan. Kebudayaan yang berwujud abstrak adalah kebudayaan yang tidak kasatmata dan tidak dapat dirasakan oleh panca indra biasanya berupa ide, gagasan, atau pikiran manusia. Menurut Koentjaraningrat terdapat tiga wujud kebudayaan yang baku sebagai berikut.
  1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kumpulan ide-ide, nilai-nilai, norma-norma, dan peraturan. 
  2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kumpulan aktivitas dan tindakan manusia dalam masyarakat. 
  3. Wujud kebudayaan sebagai hasil karya manusia.

Wujud pertama disebut juga wujud idiil kebudayaan. Wujud idiil kebudayaan ini bersifat abstrak, tidak dapat diraba ataupun difoto. Wujud idiil tempatnya ada di dalam kepala manusia yang berupa ide, gagasan, nilai, dan norma. Para ahli sosial menyebut wujud idiil sebagai adat tingkah laku. Hal ini dikarenakan wujud idiil kebudayaan berfungsi untuk mengatur, mengendali, dan memberi arah tindakan manusia dalam masyarakat. Contoh kebudayaan yang berwujud idiil adalah nilai kasih sayang, sopan santun, dan nilai menghormati orang tua.

Wujud kedua disebut juga sistem sosial. Sistem sosial terdiri atas tindakan-tindakan manusia pada saat berinteraksi, berhubungan, serta bergaul dengan manusia lainnya. Sistem sosial ini dapat dirasakan, dilihat, bahkan difoto, dan didokumentasikan.

Wujud ketiga disebut juga kebudayaan fisik. Dikatakan kebudayaan fisik karena bersifat konkret dan berupa benda-benda yang dapat dilihat, diraba, dan difoto. Kebudayaan fisik ini merupakan hasil karya manusia dalam masyarakat, baik yang berwujud besar maupun kecil. Contoh-contoh kebudayaan fisik sebagai berikut.
  1. Benda-benda yang amat besar, seperti pabrik baja, pabrik gula, dan mal-mal.
  2. Benda-benda yang amat kompleks dan canggih, seperti komputer, kamera digital, dan handphone.
  3. Benda-benda yang besar dan bergerak, seperti kapal tangki minyak, kapal kargo, dan pesawat terbang.
  4. Benda-benda yang besar dan indah, seperti candi dan arca.
  5. Benda-benda yang kecil, seperti kain batik, kancing baju, jarum, dan benang tenun.

Posting Komentar untuk "Sifat Kebudayaan dan Wujud Kebudayaan yang Baku"