Tembung Yogyaswara dalam Bahasa Jawa dan Artinya
Bahasa Jawa merupakan salah satu kekayaan budaya Nusantara yang tidak hanya indah dari sisi pelafalan, tetapi juga kaya akan filosofi dan struktur kebahasaan. Salah satu konsep penting yang diketahui dalam bahasa Jawa yang jarang masyarakat umum ketahui adalah tembung yogyaswara. Istilah ini mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun memiliki peran penting dalam menjaga kesopanan dan tata krama dalam berbahasa Jawa.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap mengenai pengertian tembung yogyaswara dan contoh-contoh penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari.
Pengertian Tembung Yogyaswara
Tembung yogyaswara yaitu dua kata yang hampir sama pengucapannya dan penulisannya, hanya berbeda pada akhiran masing-masing katanya, yaitu menggunakan vokal akhiran a dan i, yang digunakan secara bersamaan dan mempunyai arti laki-laki dan perempuan.
Contohnya; hapsara-hapsari, kedana-kedini, bathara-bathari, dll.
Tembung Yogyaswara Yaiku
Yogya = becik, swara = swara/ pangucap. Yogyaswara = swara kang becik.
Tembung yogyaswara yaiku tembung loro sing dirangkep dadi siji (sing meh pada pangucapane), mung bedo wanda pungkasan (sing ngarep tiba swara 'a' sing mburi tiba swara 'i'), nduweni teges lanang wadon. (terjemahan; Yogya = baik, swara = suara. Yogyaswara = suara yang baik. Tembung/ kata yogyaswara yaitu dua kata yang dirangkap menjadi satu (yang hampir sama pengucapannya), hanya beda huruf akhirnya (yang depan berakhiran 'a' yang belakang berakhiran 'i'), mempunyai arti laki-laki dan perempuan.)
Tembung yogyaswara dalam bahasa jawa merupakan istilah untuk menamai dua kata yang dirangkap menjadi satu yang pada umumnya mempunyai arti laki-laki dan perempuan. Terdapat beberapa tembung/ kata dalam bahasa jawa untuk menamai sosok/ tokoh/ orang yang berarti laki-laki dan perempuan. Tembung atau kata yogyaswara dalam bahasa Jawa tersebut antara lain sebagai berikut.
Contoh Tembung Yogyaswara dan artinya
1. Apsara-apsari / Hapsara-hapsari, artinya; sebutan untuk bidadari laki-laki dan bidadari perempuan.
2. Bathara-Bathari, artinya; sebutan untuk dewa laki-laki dan perempuan dalam mitologi Hindu.
3. Dewa-Dewi, artinya; sebutan untuk dewa laki-laki dan perempuan.
4. Gedhana-gedhini / kedhana-kedhini, artinya; sebutan untuk dua anak kandung, laki-laki dan perempuan.
5. Gandarwa-gandarwi, artinya; sebutan untuk dewa laki-laki dan perempuan.
6. Mahasiswa-mahasiswi, artinya; sebutan untuk orang laki-laki dan perempuan yang sedang menjalani pendidikan tinggi di universitas atau perguruan tinggi.
7. Pemudha-pemudhi, artinya; sebutan untuk orang laki-laki dan perempuan yang masih muda.
8. Putra-putri, artinya; sebutan untuk anak laki-laki dan anak perempuan.
9. Raseksa-raseksi, artinya; sebutan untuk buta/ raksasa laki-laki dan perempuan.
10. Siswa-siswi, artinya; sebutan untuk peserta didik laki-laki dan perempuan pada jenjang pendidikan menengah pertama dan menengah atas.
11. Widadara-widadari, artinya; sebutan untuk bidadari laki-laki dan perempuan.
12. Yaksa-yaksi, artinya; sebutan untuk sejenis makhluk laki-laki dan perempuan dalam mitologi Hindu berwujud setengah manusia dan setengah dewa yang sering dihubungkan dalam wujud raksasa.
Tembung rangkep sing saemper yogyaswara bisa tinemu ing piwulang paramasastra, jenenge tembung dwilingga salin swara. Tuladhane dwilingga salin swara kayata; bola-bali, tonga-tangi, wira-wiri, tura-turu, lsp.
Tembung yogyaswara merupakan bagian penting dari bahasa dan budaya Jawa yang mengajarkan kesopanan, rasa hormat, dan etika dalam berkomunikasi. Kata-kata ini tidak hanya memperhalus bahasa, tetapi juga memperhalus sikap dan perilaku penuturnya.
Memahami dan menggunakan tembung yogyaswara bukan hanya sekedar memperkaya perbendaharaan kata, namun juga merupakan wujud nyata pelestarian warisan budaya yang luhur. Mari kita rawat dan lestarikan bahasa Jawa dengan menggunakan bahasa yang santun dan berbudaya dalam setiap percakapan.
Baca juga;
Tembung Entar: Pengertian dan Contohnya
Tembung Saroja: Pengertian dan Contoh Kalimatnya
Tembung Garba: Pengertian dan Contohnya
Demikian ulasan tentang "Tembung Yogyaswara dalam Bahasa Jawa dan Artinya" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel sastra Jawa menarik lainnya hanya di situs SeniBudayaku.com.