15 Kesenian Tradisional Jawa Tengah: Jenis, Fungsi, dan Pelestariannya

Kesenian tradisional di Jawa Tengah adalah bagian integral dari identitas budaya masyarakat Jawa yang telah berkembang sejak ratusan tahun yang lalu. Warisan seni ini bukan hanya bentuk hiburan semata, tetapi juga sarana penyampaian nilai moral, sejarah, dan filosofi hidup orang Jawa.

Di tengah derasnya arus modernisasi, sejumlah kesenian tradisional di Jawa Tengah masih hidup dan dilestarikan, meski sebagian mulai terpinggirkan dan bahkan nyaris punah. Artikel ini akan mengulas secara mendalam tentang jenis-jenis kesenian, contohnya, hingga seni sastra klasik yang tumbuh di tanah Jawa.

Apa Itu Kesenian Tradisional Jawa Tengah?

Kesenian tradisional di Jawa Tengah adalah bentuk ekspresi budaya masyarakat yang diwariskan secara turun-temurun. Ciri khasnya terletak pada nilai sakral, disajikan melalui simbol-simbol lokal, serta sering kali digunakan dalam konteks ritual atau upacara adat. Kesenian ini mencakup berbagai bidang, mulai dari seni tari, musik, teater, hingga sastra lisan dan tulis.

gambar-kesenian-tradisional-rakyat-jawa-tengah

Jenis-Jenis Kesenian Tradisional di Jawa Tengah

Masyarakat Provinsi Jawa Tengah mengenal berbagai macam kesenian tradisional rakyat yang diciptakan masyarakatnya sebagai bagian dari tradisi budaya yang ada di masyarakat yang salah satunya berfungsi sebagai hiburan rakyat. Bentuk-bentuk kesenian tradisional rakyat yang terdapat di Jawa Tengah diantaranya seperti kethoprak, tayub, srandul, tembang dolanan, ebeg, laisan, angguk,  begalan, dan masih banyak lagi. Berikut ini uraian singkat jenis-jenis kesenian tradisional rakyat yang terdapat di Jawa Tengah.

1. Kethoprak

Kethoprak berasal dari Jawa Tengah, khususnya berasal dari Surakarta, yang mula-mula pemain, cerita, serta peralatan masih sangat sederhana, yaitu hanya berupa lesung. Sumber cerita kethoprak berasal dari berbagai cerita rakyat dan sejarah. 
Ketoprak merupakan bentuk teater tradisional yang dipentaskan di atas panggung. Cerita yang dipentaskan berlatar belakang kisah kerajaan, dongeng, babad, legenda, sejarah, dan cerita rakyat. Kesenian ini berawal dari permainan orang-orang desa yang sedang menghibur diri. Mereka menabuh lesung secara berirama saat waktu bulan purnama (gejog). Kemudian, ditambah dengan tembang, gendang, terbang, dan suling, lahirlah ketoprak lesung (1887). Baru tahun 1909 untuk pertama kalinya ketoprak dipentaskan secara lengkap. Seni ketoprak pertama kali diperkenalkan oleh Tumenggung Reksodiningrat. 

2. Tayuban

Tari tayub banyak dilakukan di daerah Jawa Tengah seperti Sragen, Karanganyar, Pati, dan Blora. Pertunjukan tari tayub banyak diselenggarakan oleh masyarakat pedesaan atau daerah pinggiran untuk kepentingan pesta misalnya sunatan, perkawinan dan pertanian. Pada upacara pernikahan, tari tayub diselenggarakan saat mempelai pria dipertemukan dengan mempelai wanita. Fungsi ritual tari Tayub yang berkaitan dengan pertanian adalah saat para petani usai melakukan panen padi. Tari Tayub diselenggarakan di pendapa. 

3. Srandul

Kesenian srandul memiliki kekhasan, yakni para pemain mengenakan kostum yang compang-camping, namun ada pula di daerah lain kostumnya cukup indah. Pertunjukan dilaksanakan pada malam hari, para pemainnya menggunakan topeng karena untuk menyembunyikan identitas diri pemain. 

4. Tembang Dolanan

Tembang dolanan ada bermacam-macam, biasanya dinyanyikan anak-anak pada waktu bulan purnama. Tembang dolanan itu antara lain jamuran, cublak-cublak suweng, dan tembang menggunakan nini thowok untuk mengundang roh. 

5. Ebeg

Ebeg adalah tarian rakyat yang berkembang di Banyumasan, merupakan varian dari tari Jaran Kepang. Ebeg terbuat dari anyaman bambu yang dibentuk menyerupai kuda berwarna hitam atau putih dan diberi kerincingan. 

6. Laisan

Laisan adalah kesenian yang menyertai Ebeg. Laisan berdandan seperti wanita. Laisan di daerah lain bernama sintren. 

7. Lengger Calung

Tarian lengger-calung terdiri dari lengger (penari) dan calung (gamelan bambu). Gerakan tariannya sangat lincah dan dinamis mengikuti irama calung. Rambut penari lengger digelung, mengenakan jarit dan kemben, tanpa mengenakan baju, dan ada sampur atau selendang di bahu. Jumlah pemain lengger calung 7 orang yang berperan sebagai penabuh gamelan dan penari. 

8. Angguk

Tarian angguk ada sejak abad 17 disebarkan oleh para ulama agama Islam yang datang dari daerah wilayah Mataram. Tari Angguk berfungsi sebagai alat dakwah agama Islam. Jumlah pemain minimal 10 orang penari laki-laki. 

9. Begalan

Begalan biasanya dipentaskan dalam rangkaian upacara perkawinan yaitu pada saat pengantin pria dan rombongan memasuki pelataran rumah pengantin wanita. Kesenian begalan berasal dari kata begal yang berarti rampok. Begalan merupakan seni tari dan seni tutur. Upacara Begalan dilaksanakan pada upacara pernikahan warga Banyumas. Tidak semua acara pernikahan dilakukan upacara Begalan, tetapi hanya dilaksanakan jika pengantin putri masuk dalam kategori yang perlu diruwat. 

10. Rengkong

Rengkong merupakan kesenian bunyi-bunyian khas seperti suara kodok ngorek yang dihasilkan dari pikulan bambu. Rengkong adalah kesenian khas petani, diadakan pada pesta perayaan panen atau hari-hari besar nasional. 

11. Dengklung

Dengklung merupakan salah satu bentuk kesenian yang bersifat religius. Kesenian tersebut merupakan perpaduan antara musik rakyat dengan irama Timur Tengah. Alat yang dipergunakan pada seni Dengklung adalah kendang buntung.

12. Jathilan (Kuda Lumping)

Jathilan adalah salah satu jenis tarian rakyat yang bila ditelusur latar belakang sejarahnya termasuk tarian yang sudah lama ada di Jawa. Penari Jathilan semula hanya diperagakan oleh 2 orang saja, tetapi seiring dengan perkembangan zaman jathilan dilakukan lebih dari dua orang dan dilakukan secara berpasangan. Tarian jathilan dilakukan dengan cara para penari menaiki kuda kepang dan bersenjatakan pedang. Pembahasan lengkapnya silahkan klik Urutan Penyajian Pertunjukan Tari Kuda Lumping

13. Wayang Kulit

Wayang kulit adalah kesenian yang sangat tradisional dan khas Jawa Tengah. Pertunjukan ini menampilkan tokoh-tokoh pewayangan dari epos Mahabharata dan Ramayana, dimainkan oleh seorang dalang dengan iringan gamelan.

Wayang kulit merupakan bentuk teater tradisional yang menggunakan boneka wayang sebagai pemainnya. Sarana pertunjukan lainnya, meliputi kelir (layar), batang pohon pisang, blencong sebagai alat penerangan, kotak sebagai penyimpan wayang, dan cempolo sebagai alat untuk memukul kotak. Selain itu, juga diiringi dengan seperangkat gamelan beserta para penabuh dan penyanyinya (sinden). Seni pewayangan ini juga sering disebut wayang kulit purwa. Sumber cerita berasal dari kitab Mahabharata dan Ramayana. Wayang kulit biasanya dipergelarkan semalam suntuk (sedalu natas).

Fungsi: Selain hiburan, wayang adalah media pendidikan, penyampai nilai moral, dan alat komunikasi budaya.

Status: Masih eksis dan bahkan telah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

14. Klenengan (Seni Gamelan)

Gamelan adalah musik tradisional yang terdiri dari gong, saron, kenong, dan berbagai alat perkusi lainnya. Gamelan tidak hanya hadir dalam pertunjukan, tetapi juga dalam ritual keagamaan dan adat.

Jenis Gamelan:

  • Gamelan Sekaten (khusus upacara keraton)
  • Gamelan Pelog & Slendro

15. Wayang Jemblung

Wayang Jemblung merupakan tradisi yang turun-temurun dilaksanakan apabila ada kelahiran seorang bayi. Untuk memohon keselamatan atas kelahiran seorang bayi, mula-mula diadakan acara nguyen. Acara nguyen dilaksanakan sebagai bentuk tirakatan pada malam hari yang dilaksanakan oleh para tetangga dekat dan handai taulan hingga semalam suntuk. Acara itu berakhir menjelang subuh. Bentuk acara nguyen adalah ’macapatan’. Karena manusia mempunyai daya kreasi yang tinggi maka dari macapatan ini berubah menjadi ’maca kandha’ yang berarti membaca bentuk cerita prosa.

Kesenian Sastra Tradisional di Jawa Tengah

Tembang Macapat

Seni sastra lisan yang dilagukan ini terdiri dari beberapa jenis pupuh seperti Dhandhanggula, Pangkur, dan Mijil. Setiap tembang memiliki makna filosofis tersendiri dan biasa digunakan untuk menyampaikan petuah, cerita rakyat, hingga ajaran hidup.

Babad dan Serat

Sastra tulis klasik seperti Babad Tanah Jawi dan Serat Wedhatama merupakan contoh warisan sastra adiluhung yang menceritakan sejarah dan ajaran spiritual masyarakat Jawa.
Bidang sastra ini mencerminkan:
  • Etika sosial
  • Falsafah hidup Jawa
  • Sejarah kerajaan dan perjuangan rakyat

Kesenian Tradisional yang Masih Hidup hingga Kini

Beberapa kesenian tradisional yang masih eksis dan aktif dipertunjukkan di desa-desa budaya, sekolah, dan festival daerah, seperti:
Kehadiran media sosial juga memberikan napas baru bagi generasi muda untuk mempopulerkan ulang kesenian ini melalui video edukatif, panggung virtual, dan komunitas seni digital.

Kesenian Tradisional di Jawa Tengah yang Hampir Punah

Sayangnya, beberapa kesenian tradisional di Jawa Tengah hampir punah karena minimnya regenerasi dan perubahan gaya hidup masyarakat, seperti:

1. Wayang Beber

Berbeda dengan wayang kulit, wayang beber menggunakan gambar yang digulung dan diceritakan oleh dalang. Kini hanya tersisa di beberapa daerah seperti Pacitan dan Gunungkidul (DIY), dan sangat jarang dipentaskan.

2. Tari Tayub

Tari rakyat yang dulunya populer sebagai hiburan pesta desa, kini mulai ditinggalkan karena stigma negatif serta minimnya regenerasi penari dan sinden.

3. Kethoprak Tradisional

Seni teater rakyat ini menyajikan cerita sejarah atau legenda dalam bentuk dialog dan nyanyian. Kini kethoprak lebih sering muncul di versi modern di televisi, namun format klasiknya jarang sekali ditampilkan secara utuh.

Contoh Kesenian Tradisional di Daerah Jawa Tengah

Berikut ini beberapa contoh kesenian tradisional di wilayah Jawa Tengah yang masih aktif dilestarikan:
  • Tari Ebeg (Reog Banyumasan) – khas Purwokerto
  • Gambang Semarang – perpaduan budaya Jawa dan Tionghoa
  • Kuda Lumping (Jaran Kepang) – ritual kesurupan di banyak desa
  • Seni Ujungan – tradisi adu cambuk khas wilayah Tegal
  • Jathilan – versi rakyat dari pertunjukan berkuda magis

Fungsi Kesenian Tradisional Jawa Tengah

Kesenian tradisional bukan hanya sebagai hiburan. Dalam budaya Jawa Tengah, seni tradisi memiliki berbagai fungsi penting, yaitu:
  • Pendidikan moral dan spiritual
  • Pelestarian sejarah dan nilai leluhur
  • Media komunikasi sosial dan ekspresi budaya
  • Sarana ritual dan upacara adat
  • Identitas budaya dan simbol kebanggaan daerah

Pelestarian Kesenian Tradisional di Era Modern

Berbagai langkah pelestarian kini dilakukan oleh pemerintah daerah, seniman lokal, hingga komunitas digital. Beberapa di antaranya:
  • Festival budaya daerah dan pekan seni tradisional
  • Integrasi seni ke dalam kurikulum sekolah (muatan lokal)
  • Revitalisasi desa budaya dan sanggar kesenian
  • Pemanfaatan media sosial, YouTube, dan TikTok untuk edukasi seni
Banyak generasi muda kini mulai tertarik kembali mendalami tembang macapat, belajar karawitan, hingga menciptakan hiburan seni kolaboratif yang menggabungkan unsur modern dan tradisional.

Kesenian tradisional Jawa Tengah adalah kekayaan yang tak ternilai. Di dalamnya terkandung sejarah, nilai moral, dan jati diri masyarakat Jawa yang penuh kearifan. Dari wayang kulit yang mendunia hingga tembang macapat yang sarat makna, semua menjadi bukti bahwa seni tradisional bukanlah barang kuno, melainkan warisan luhur yang relevan hingga kini.

Menjaga dan melestarikannya adalah tugas bersama. Sebab melalui seni tradisi, kita bukan hanya mengenang masa lalu, namun juga membentuk karakter masa depan.

Baca juga:
Macam-Macam Kesenian Jawa dengan Pengaruh Islam
Kesenian Tradisional Jawa Timur Lengkap Penjelasannya
Mengenal Kebudayaan Daerah Jawa Tengah dari A sampai Z

Demikian ulasan tentang "15 Kesenian Tradisional Jawa Tengah: Jenis, Fungsi, dan Pelestariannya" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel Kebudayaan Jawa Tengah menarik lainnya hanya di situs SeniBudayaku.com.