Tembang Macapat: Sejarah, Struktur dan Contohnya
Tembang Macapat merupakan bagian penting dari warisan sastra lisan dan tulis budaya Jawa yang mengandung nilai filosofi, spiritualitas, dan etika kehidupan. Tidak hanya sebagai puisi yang dilagukan, Tembang Macapat juga digunakan untuk menyampaikan nasehat, ajaran moral, dan pandangan hidup masyarakat Jawa sejak zaman kerajaan.
Tembang Macapat
Tembang Macapat adalah bentuk puisi tradisional Jawa yang dilagukan dan ditulis dalam bentuk bait (pada) yang terikat oleh aturan metrum yang disebut guru wilangan (jumlah suku kata tiap baris) dan guru lagu (vokal akhir tiap baris).
Tembang Macapat bukan sekedar seni sastra, tetapi juga sarana untuk menyampaikan:
- Nilai-nilai moral dan keagamaan
- Ajaran hidup
- Pengalaman spiritual
- Sejarah dan peristiwa penting
Tembang ini biasanya digunakan dalam pengajaran, pertunjukan wayang, tembang dolanan, dan ritual adat.
Sejarah Tembang Macapat
Tembang Macapat diperkirakan muncul pada masa akhir kekuasaan Majapahit dan dimulainya pengaruh Walisanga di daerah Jawa Tengah. Awalnya, tembang ini merupakan bentuk ekspresi sastra rakyat yang berkembang secara lisan, kemudian dibakukan dalam bentuk tulisan. Berbeda dengan di Jawa Tengah, daerah Jawa Timur dan Bali lebih dulu mengenal karya sastra ini sebelum datangnya Islam. Sebagai contoh terdapat sebuah teks dari Jawa Timur atau Bali yang dikenal dengan judul Kidung Ranggalawe yang disebutkan telah selesai ditulis pada tahun 1334 M.
Tokoh penting yang berperan besar dalam perkembangan tembang macapat adalah:
- Sunan Kalijaga , yang menggunakannya sebagai media dakwah Islam
- Empu Prapanca dan Empu Tantular, yang memperkenalkan bentuk awal dalam kitab-kitab kuno
- Raja-raja Mataram, yang memperluas penggunaannya dalam lingkungan keraton
Tembang macapat menjadi populer karena sifatnya yang fleksibel—bisa digunakan untuk hiburan, pendidikan, maupun renungan spiritual.
Terdapat dua pendapat yang berbeda mengenai usia tembang Macapat, terutama hubungannya dengan serat Kekawin. Menurut Prijohoetomo macapat merupakan turunan kekawin dengan tembang gedhe sebagai perantara. Namun, pendapat tersebut disangkal oleh Poerbatjaraka dan Zoetmulder. Kedua pakar tersebut berpendapat bahwa macapat sebagai metrum puisi asli Jawa memiliki usia yang lebih tua dari kekawin. Macapat baru muncul setelah memudarnya pengaruh India.
Struktur Aturan Tembang Macapat
Syair Tembang Macapat biasanya dibagi menjadi beberapa pupuh, yang setiap pupuhnya dibagi lagi menjadi beberapa pada. Setiap pupuh menggunakan metrum yang sama yang biasanya tergantung pada watak atau isi teks yang diceritakan.
Jumlah pada setiap pupuhnya berbeda-beda tergantung jumlah kalimat yang digunakan. Setiap pada dibagi ke dalam beberapa larik atau gatra. Dan setiap larik atau gatranya dibagi ke dalam beberapa suku kata atau wanda. Jadi, setiap gatra memiliki jumlah suku kata tetap dan berakhir pada vokal yang sama.
Aturan perihal penggunaan jumlah suku kata dalam setiap gatra atau larik ini disebut dengan istilah guru wilangan. Sementara itu aturan perihal penggunaan vokal akhiran pada setiap gatra atau larik disebut dengan istilah guru lagu. Jadi secara rinci dapat di simpulkan sebagai berikut ini.
- Guru Gatra yaitu banyaknya jumlah baris (larik) dalam setiap baitnya.
- Guru Lagu yaitu bunyi vokal akhiran kata dalam setiap baris (larik).
- Guru Wilangan yaitu banyaknya jumlah suku kata (wanda) pada tiap baris (larik).
Terdapat 11 macam tembang macapat yang dikenal masyarakat Jawa. Setiap jenis tembang memiliki makna dan menggambarkan kehidupan manusia mulai dari alam ruh sampai meninggalnya manusia. Penjelasan makna tembang dan watak tembang macapat tersebut adalah sebagai berikut ini.
11 Macam Tembang Macapat dan Contohnya
1. Tembang Maskumambang
Penjelasan mengenai makna Tembang Maskumambang, watak Tembang Maskumambang, dan contoh tembang Tembang Maskumambang dan artinya silahkan klik 5 Contoh Tembang Macapat Maskumambang dan Artinya Secara Lengkap
2. Tembang Mijil
Tembang Mijil berasal dari kata "Wijil, Wiyos, Raras" (dalam bahasa Jawa) yang artinya keluar. Tembang Mijil ini menggambarkan awal lahirnya manusia ke alam dunia. Tembang Mijil ini menjadi tembang ke dua setelah Maskumambang yang bermakna janin atau jabang bayi dalam kandungan ibunya.
Kelahiran merupakan sebuah perjuangan seorang ibu dimana ia memperjuangkan dua nyawa sekaligus, dirinya dan nyawa anaknya. Seberat apapun perjuangan tersebut didalamnya terdapat cinta dan harapan dari seluruh keluarga. Cemas dan bahagia selalu meliputi dalam penantian kelahiran buah hati.
Watak Tembang Mijil yaitu pengharapan, welas asih, perhatian dan tentang cinta. Tembang Mijil digunakan sebagai media dalam memberikan nasihat, cerita cinta, pengharapan, dan ajaran tentang ketabahan dalam menjalani laku kehidupan. Tembang-tembang Mijil mencerminkan tentang perasaan kesedihan maupun kebahagiaan.
Tembang Mijil memiliki Guru Gatra: 6 baris setiap bait (Artinya tembang Mijil ini memiliki 6 larik atau baris kalimat).
Guru Wilangan Tembang Mijil yaitu: 10, 6, 10, 10, 6, 6 (Artinya baris pertama terdiri dari 10 suku kata, baris kedua berisi 6 suku kata, dan seterusnya). Dan Guru Lagu Tembang Mijil yaitu: i, o, e, i, i,u (Artinya baris pertama berakhir dengan vokal i, baris kedua berakhir vokal o, dan seterusnya).
Contoh Tembang Mijil
1) Wulang estri kang wus palakrami
Lamun pinitados
Amengkoni mring balewismane
Among putra marusentanabdi
Den angati-ati
Ing sadurungipun
Artinya:
Nasihat untuk wanita yang sudah berumah tangga
Hendaknya dapat dipercaya
Melindungi rumah tangganya
Mengasuh anak, maru keluarga dan abdi Selalu berhati-hati
Sebelum melakukan sesuatu.
2) Madya ratri kentarnya mangikis,
Sira Sang lir sinom,
Saking taman miyos butulane,
Datan wonten cethine udani,
Lampahe lestari,
Wus ngambah marga Gung.
Artinya:
Tengah malam suasana mencekam,
Dia Sang pemuda,
Dari taman keluar pintu belakang,
Tidak ada yang menanyai,
Perjalanannya selamat,
Sudah sampai jalan besar.
Contoh Tembang mijil lainnya simak di Artikel berikut 21 Tembang Mijil dan Artinya Secara Lengkap
Contoh Video Penyajian Tembang Mijil
3. Tembang Kinanthi
Penjelasan mengenai makna Tembang Kinanthi, watak Tembang Kinanthi, dan contoh tembang Tembang Kinanthi dan artinya silahkan klik 20 Contoh Tembang Macapat Kinanthi dan Artinya Secara Lengkap4. Tembang Sinom
Penjelasan mengenai makna Tembang Sinom, watak Tembang Sinom, dan contoh tembang Tembang Sinom dan artinya silahkan klik 24 Contoh Tembang Macapat Sinom dan Artinya Secara Lengkap5. Tembang Asmaradana
Penjelasan mengenai makna Tembang Asmaradana, watak Tembang Asmaradana, dan contoh tembang Tembang Asmaradana dan artinya silahkan klik 8 Contoh Tembang Macapat Asmarandana dan Artinya Secara Lengkap6. Tembang Gambuh
Penjelasan mengenai makna Tembang Gambuh, watak Tembang Gambuh, dan contoh tembang Tembang Gambuh dan artinya silahkan klik 41 Contoh Tembang Gambuh dan Artinya Secara Lengkap7. Tembang Dhandhanggula
Penjelasan mengenai makna Tembang Dhandhanggula, watak Tembang Dhandhanggula, dan contoh tembang Tembang Dhandhanggula dan artinya silahkan klik 8 Contoh Tembang Dhandhanggula dan Artinya Secara Lengkap8. Tembang Durma
Tembang Durma berasal dari kata "Derma" (dalam bahasa Jawa) yang artinya suka memberi dan berbagi rejeki kepada orang lain. Bagi beberapa kalangan mengartikan Durma sebagai "munduring tata krama" (mundurnya etika). Sifat-sifat buruk banyak digambarkan pada tembang macapat Durma.
Watak Tembang Durma yaitu menggambarkan sifat amarah, berontak, dan semangat perang. Tembang Durma menggambarkan sifat manusia manusia yang cenderung egois, berbuat keburukan, dan ingin menang sendiri.
Tembang Durma memiliki Guru Gatra: 7 baris setiap bait (Artinya tembang Durma ini memiliki 7 larik atau baris kalimat).
Guru Wilangan Tembang Durma yaitu: 12, 7, 6, 7, 8, 5, 7 (Artinya baris pertama terdiri dari 12 suku kata, baris kedua berisi 7 suku kata, dan seterusnya). Dan Guru Lagu Tembang Durma yaitu: a, i, a, a, i, a, i (Artinya baris pertama berakhir dengan vokal a, baris kedua berakhir vokal i, dan seterusnya).
Contoh Tembang Durma
Damarwulan tuhu prajurit utama,
Tan apasah dening geni,
Lah ta Damarwulan,
Mara sira malesa,
Tadhahana keris mami,
Iya tibakna,
Sayekti sun tadhahi.
(Langendriyan: IV. 38)
Artinya:
Damarwulan memang prajurit utama,
Tidak mempan oleh api,
Adalah Damarwulan,
Datang segera balaslah,
Terimalah keris saya,
Iya jatuhkan,
Sungguh saya terima.
Contoh Tembang Durma lainnya silahkan simak di artikel 25 Tembang Durma dalam Bahasa Jawa Secara Lengkap
Contoh Video Penyajian Tembang Durma
9. Tembang Pangkur
Penjelasan mengenai makna Tembang Pangkur, watak Tembang Pangkur, dan contoh tembang Tembang Pangkur dan artinya silahkan klik 18 Contoh Tembang Macapat Pangkur Lengkap Artinya10. Tembang Megatruh
Penjelasan mengenai Pengertian Tembang Megatruh, makna Tembang Megatruh, dan watak Tembang Megatruh secara lengkap baca di artikel Tembang Megatruh: Makna, Watak, dan Contohnya sedangkan contoh tembang Tembang Megatruh dan artinya secara lengkap silahkan klik 6 Contoh Tembang Megatruh dan Artinya Secara Lengkap11. Tembang Pocung
Penjelasan mengenai makna Tembang Pocung, watak Tembang Pocung, dan contoh tembang Tembang Pocung dan artinya silahkan klik 15 Contoh Tembang Pocung Bahasa Jawa dan Artinya serta di artikel 21 Contoh Tembang Macapat Pocung dan Artinya Secara Lengkap
Fungsi Tembang Macapat dalam Kehidupan
- Media dakwah dan pengajaran agama
- Penguatan karakter dan etika generasi muda
- Refleksi batin dan filsafat hidup
- Sarana hiburan dan ekspresi seni tradisional
Bahkan hingga kini, tembang ini diajarkan di sekolah-sekolah, digunakan dalam ritual adat, dan dipertunjukkan dalam seni pertunjukan seperti wayang kulit dan ketoprak.
Baca juga:
Macam-Macam Tembang Tengahan dan Contohnya
Gamelan Jawa, Nama-Nama Instrumen Gamelan dan Fungsinya
Kumpulan Tembang Macapat Sesuai Urutan Lengkap Makna dan Contohnya
Demikian ulasan tentang "Tembang Macapat: Sejarah, Struktur dan Contohnya" yang dapat kami sampaikan. Baca juga artikel tembang macapat menarik lainnya di situs SeniBudayaku.com.